Tak
Dapat dipungkiri “PERTNGKARAN” dalam keluarga sangat mempengaruhi
pertumbuhan si anak. Percaya atau tidak, bila anak dibesarkan dalam
keluarga yang hampir selalu setiap hari bertengkar, apa lagi bukan
hanya dengan cek-cok mulut dengan nada tinggi, tetapi dengan pukulan,
tamparan dan kekerasan. Itu akan selalu terbayang dalam benak si
anak, dan menjadi bayangan yg kelam dalam kehidupan serta
perkembangannya sebagai anak yg sedang dalam masa pertumbuhhan.
Sungguh, perstiwa
keributan dan pertengkaran orang tua tentu berdampak bagi mental
anak-anak mereka, umumnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan
seperti itu akan mengalami trauma dan akan sulit menemukan arti sbuah
keluarga dalam kehidupannya. Anak menjadi sebuah pribadi yg sulit
untuk mnerima kondisi tersebut, baik secara mental, batin maupun
secara rohani. Karena penylesaian konflik dengan kekerasan, dan nada
bicara yang meninggi, membuat rasa takut dan tumbuh dalam diri si
anak suatu pemberontakan terhadap dirinya. Sehingga timbul hal-hal
yang tidak semestinya terjadi pada pertumbuhan pemikiran, tindakan
anak seusianya. Perkembangan anak terkadang menjadi lebih agresif,
minder, bisa juga si anak menjadi lebih takut untuk melakukan sesuatu
Tidakkah kita
melihat, betapa banyak orang tua yang bertengkar sengit sehingga lupa
dengan keadaan anak-anak mereka? Anak-anak itu seperti baban dalam
kehidupan orang tuan nya. Si anak seperti tidak diingainkan
kehadirannya dalam kehidupan keluarga. Padahal mereka tidak meminta
dilahirkan dimana. Mereka terlahir karena buah cinta kedua orang tua
mereka. Dan sduah bagamana mereka mestinya. Memang dalam kehidupan
berkeluarga kita tidak akan perlah lepas dari masalah. Tetapi
alangkah lebih baik ketika masalah yang kita hadapi itu tidak
diselsaikan dengan cara kekerasan, cacian atau ungkapan yang
berlebihan. Sebisa mungkin kita sebagai oranng tua dalam
menyelesaikan masalah tidak didepan anak-anak, terlebih anak usia
dini.
Sudah seharusnya
sebagai orang tua kita memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan
anank. Biarlah mereka bertumbuh, berkembang sebagamna usia mereka.
Cintailah buah hati dengan buah cinta yang tulus dan penuh tanggung
jawab. Agar kelak si anak berkembang menjadi anak yang diaharapakan
oleh keluarga.
Ya, anak-anak
memiliki hak untuk dicintai dan dibesarkan dengan buah cinta dari
kedua orang tua mereka. Jadi tidak ada alasan yang dibenarkan ketika
orang tua memperlakukan anaknya tanpa rasa cinta. Kerena mereka hadir
dari hasil buah cinta kedua orang tuanya. Jika anak dapat meilih
dilahirkan dimana, mungkin mereka tidak akan memilih dilarikan di
keluarga yg penuh dengan kekerasan, tetapi mereka tidak bisa memilih.
Orang tualah yg harus memberikan buah cinta itu kepada anak-anaknya..
Baca Juga cara mengatasi anak yg susah diatur
*udianto